Manajemen.umsida.ac.id – Industri logistik dikenal sebagai sektor dengan ritme kerja cepat, menuntut ketepatan, dan sarat tekanan. PT. X, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ini, menghadapi tantangan signifikan dalam menjaga kinerja karyawan.
Rendahnya produktivitas, kurangnya efisiensi, serta ketidakjelasan jalur pengembangan karir menjadi isu krusial yang berimbas pada kualitas layanan.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Dr Sumartik SE MM, dosen Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), menyoroti bagaimana pengembangan karir dapat menjadi kunci dalam mengatasi persoalan tersebut.
Hasil riset yang dipublikasikan dalam Jambura Journal of Educational Management (2025) menunjukkan bahwa program pengembangan karir memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Menurut Sumartik, pelatihan rutin yang diberikan perusahaan terbukti menjadi aspek dominan dalam pengembangan karir.
“Pelatihan mampu meningkatkan keterampilan karyawan secara nyata. Dari hasil angket, mayoritas responden menilai program pelatihan sangat membantu mereka bekerja lebih efisien dan produktif,” jelasnya.
Baca juga: Dampak Reward dan Punishment terhadap Pencegahan Kecurangan Laporan Keuangan
Karyawan sebagai Aset Utama dalam Strategi Pengembangan Karir
Penelitian ini menemukan bahwa karyawan yang mengikuti program pelatihan menunjukkan pencapaian target kerja lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Efisiensi waktu kerja meningkat, dan beberapa divisi di PT. X berhasil menekan keterlambatan penyelesaian tugas setelah menjalani program tersebut.
Namun, meskipun perusahaan telah menyediakan fasilitas pelatihan, tidak sedikit karyawan yang merasa jalur karir mereka masih belum jelas.
Ada kesenjangan antara program pengembangan yang ditawarkan dan persepsi karyawan terhadap peluang karir jangka panjang.
Hal ini menimbulkan perasaan stagnan bagi sebagian pegawai, meski mereka telah memperoleh peningkatan keterampilan dari pelatihan yang diikuti.
Dr Sumartik menekankan pentingnya strategi yang lebih terarah.
“Perusahaan tidak cukup hanya menyediakan pelatihan. Perlu ada peta jalan karir yang jelas agar karyawan merasa dihargai dan memiliki prospek berkembang. Ketika mereka melihat masa depan karir yang terukur, motivasi kerja akan meningkat signifikan,” paparnya.
Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa pengembangan karir bukan sekadar investasi pada pelatihan, tetapi juga pada perencanaan karir yang transparan.
Bagi perusahaan logistik, hal ini penting untuk menekan tingkat turnover dan meningkatkan loyalitas karyawan di tengah kompetisi ketat.
Lihat juga: Dividen Yield dan Harga Saham: Daya Tarik atau Perangkap Bagi Investor?
Dampak Nyata pada Efisiensi dan Produktivitas
Hasil riset membuktikan bahwa pengembangan karir berbanding lurus dengan efisiensi kerja.

Karyawan yang merasa diperhatikan dalam karirnya cenderung bekerja dengan lebih fokus, cepat, dan minim kesalahan.
Peningkatan efisiensi ini berdampak langsung pada produktivitas perusahaan, yang tercermin dalam pencapaian target pengiriman barang lebih tepat waktu serta kualitas layanan yang lebih baik.
Penelitian ini juga menegaskan bahwa pengembangan karir memiliki dimensi psikologis yang tak kalah penting.
Ketika karyawan melihat adanya kesempatan untuk berkembang, rasa percaya diri mereka meningkat.
Hal ini memengaruhi kesiapan menghadapi tekanan kerja serta mengurangi potensi stres yang kerap muncul dalam industri logistik.
Menurut Sumartik, pengembangan karir adalah instrumen strategis.
“Karyawan yang merasa dihargai dalam perjalanan karirnya lebih termotivasi untuk memberikan kontribusi terbaik. Hal ini tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga memperkuat daya saing organisasi,” ujarnya.
Dengan demikian, strategi pengembangan karir dapat dipandang sebagai investasi jangka panjang perusahaan.
Tidak hanya menghasilkan karyawan yang lebih kompeten, tetapi juga mendorong terciptanya iklim kerja yang sehat, produktif, dan adaptif terhadap perubahan pasar.
Penelitian ini menggarisbawahi urgensi pengembangan karir dalam meningkatkan kinerja karyawan, khususnya di sektor logistik.
Pelatihan yang efektif terbukti mendongkrak efisiensi dan produktivitas, meskipun masih ada tantangan berupa persepsi jalur karir yang belum jelas.
Dengan kombinasi antara pelatihan berkelanjutan dan perencanaan karir yang terstruktur, perusahaan logistik dapat menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya terampil, tetapi juga loyal dan siap beradaptasi dengan dinamika industri.
Seperti ditegaskan oleh Dr. Sumartik, “Strategi pengembangan karir adalah kunci untuk meningkatkan kinerja organisasi. Efisiensi dan produktivitas bukan sekadar angka, melainkan hasil nyata dari karyawan yang merasa dihargai dan diberdayakan.”
Dengan demikian, pengembangan karir yang terarah bukan hanya menjadi jalan bagi peningkatan individu, tetapi juga motor penggerak efisiensi dan produktivitas yang menentukan keberlanjutan daya saing perusahaan.
Sumber: Jurnal “Pengaruh Pengembangan Karir, Kecerdasan Emosional, Dan Self
Efficacy Terhadap Kinerja Karyawan ”
Penulis: Indah Nurul Ainiyah