Manajemen.umsida.ac.id – Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang dipimpin oleh Dr. Sumartik hadir memberikan solusi nyata bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Barokah Rezeki Mandiri di Desa Kedungcangkring.
BUMDes yang dulunya aktif dalam pengembangan usaha berbasis wisata lokal melalui kanal MOBEL (Mojokerto-Belakang) kini mengalami tantangan besar akibat pandemi dan perubahan kepemimpinan desa.
Program abdimas ini menyoroti tiga aspek krusial dalam pemulihan dan penguatan kapasitas BUMDes: pendampingan laporan keuangan, pelatihan internal control dalam proses bisnis, dan penguatan digital marketing.
“Dari observasi kami, sebenarnya potensi BUMDes ini besar. Tapi secara sistem keuangan, mereka mengalami kerugian karena tidak terkelola dengan baik,” ungkap Dr Sumartik, ketua tim Abdimas.
Baca juga: Pengembangan Kompetensi Asisten Laboratorium melalui Pelatihan Olah Data Internal
BUMDes Terancam Gagal karena Minim Sistem Keuangan
BUMDes Barokah Rezeki Mandiri dulunya dikenal melalui kanal wisata berbasis sungai yang bersih, dilengkapi dengan warung desa yang menyajikan aneka kuliner khas masyarakat setempat.
Namun, setelah pandemi dan pergantian kepala desa, omset menurun drastis dan warung tidak lagi produktif. Imbasnya, distribusi pendapatan untuk operasional dan pegawai menjadi tidak optimal.
Ketua BUMDes, Ismawati, menyampaikan bahwa secara kasat mata, usaha ini masih berjalan dan menarik. Namun, saat dihitung secara sistematis, secara akuntansi, justru mengalami kerugian.
Melihat permasalahan tersebut, tim Abdimas Umsida melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar. Laporan ini mencakup neraca, laporan laba rugi, serta laporan arus kas secara berkala.
“Laporan keuangan harus bisa dipahami oleh yang menyusun dan pimpinan. Ini penting untuk transparansi dan evaluasi berkala,” jelas Dr. Sumartik.
Keuangan yang sehat menjadi fondasi penting untuk setiap usaha, termasuk BUMDes. Oleh karena itu, tim juga membantu penyusunan laporan perubahan modal dan catatan keuangan UMKM, yang nantinya bisa digunakan untuk mengajukan pendanaan ke bank.
Baca juga: Angkat Isu Bisnis Digital, Mahasiswa Umsida Ikuti Forum Internasional di Filipina
Pelatihan Internal Control dan Strategi Pemulihan Bisnis
Masalah utama lainnya yang dihadapi BUMDes adalah lemahnya pengawasan internal dan tidak adanya sistem kontrol yang terintegrasi. Dalam jangka panjang, kelemahan ini dapat berujung pada kegagalan bisnis.
Untuk itu, tim Abdimas juga memberikan pelatihan implementasi Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR).
Melalui pelatihan ini, para pengelola diajak memahami pentingnya pencegahan pemborosan, pencatatan transaksi yang akurat, serta pembuatan strategi pemulihan usaha.
“Kalau tidak segera dibenahi, ini bisa jadi contoh kegagalan BUMDes yang tidak ditangani. Kita bantu supaya mereka bisa mengidentifikasi akar masalah, lalu memperbaikinya,” kata dr. Sumartik.
Pelatihan ini mencakup analisis penyebab kegagalan usaha, perencanaan ulang strategi, serta perbaikan alur operasional.
Strategi pemulihan juga mencakup pemanfaatan sumber daya lokal yang lebih efisien serta perbaikan proses pelayanan di warung desa.
Lihat juga: Dari Teori ke Praktik : Mengenal Lebih Dekat Peran Bea Cukai Dalam Perekonomian
Digital Marketing untuk Menjangkau Pelanggan Baru
Pendampingan terakhir adalah dalam bentuk pelatihan digital marketing. Tim Abdimas melihat bahwa selama ini, promosi BUMDes sangat minim dan tidak menjangkau generasi muda yang kini banyak bergantung pada media sosial.
Digital marketing diajarkan sebagai cara menjangkau pelanggan lebih luas secara efisien. Pelatihan meliputi pemanfaatan media sosial, pembuatan konten promosi produk kuliner lokal, serta pengelolaan akun digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
“Kita ingin warung desa ini bisa dikenal, bukan hanya oleh warga sekitar, tapi juga oleh wisatawan. Promosi digital adalah kunci,” tambah dr. Sumartik.
Melalui penguatan strategi digital, diharapkan penjualan produk bisa kembali meningkat, terutama pada momen-momen ramai seperti akhir pekan dan hari libur.
Program Abdimas ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa mampu menjawab persoalan nyata secara berkelanjutan.
BUMDes Barokah Rezeki Mandiri kini sedang berproses menuju perbaikan, dengan harapan bisa menjadi contoh BUMDes tangguh yang mampu bertahan dan berkembang di tengah tantangan zaman.
Sumber: Dr Sumartik SE MM (ketua tim Abdimas Umsida)
Penulis: Indah Nurul Ainiyah