Manajemen.umsida.ac.id – Penelitian Hasan Ubaidillah dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berjudul “The Influence of Digital Literacy, Self-Efficacy, and Motivation to Enter the World of Work on the Job Readiness of Management Study Program Students” memberikan wawasan penting tentang peran efikasi diri dan motivasi dalam membentuk kesiapan kerja mahasiswa.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, kedua faktor ini menjadi elemen utama untuk membantu mahasiswa mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan.
Efikasi Diri: Kunci Kepercayaan dan Kesiapan Kerja
Efikasi diri, yang diartikan sebagai keyakinan individu terhadap kemampuan pribadinya untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan, menjadi salah satu faktor terpenting dalam kesiapan kerja. Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat efikasi diri yang tinggi memiliki rasa percaya diri yang kuat.
Mereka lebih mampu mengatasi tantangan di dunia kerja dan memiliki strategi adaptasi yang baik, seperti kemampuan untuk belajar dari kegagalan atau mencari solusi inovatif terhadap masalah.
Baca juga: Analisis Big Data untuk Pengambilan Keputusan: Integrasi Data Analytics dalam Strategi Bisnis
Keyakinan terhadap kemampuan pribadi juga memengaruhi cara mahasiswa menghadapi proses rekrutmen, seperti wawancara kerja dan tes seleksi. Mahasiswa dengan efikasi diri yang baik tidak hanya percaya pada kompetensi mereka, tetapi juga lebih berani mengambil peluang baru.
Dalam konteks ini, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan efikasi diri mahasiswa. Program seperti simulasi wawancara kerja, bimbingan karier, dan pelatihan berbasis praktik dapat membantu mahasiswa meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Selain itu, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kampus seperti organisasi mahasiswa atau lomba akademik juga dapat memperkuat efikasi diri. Mahasiswa yang percaya pada kemampuannya lebih mampu memanfaatkan jaringan profesional dan peluang lain untuk pengembangan diri.
Motivasi: Pendorong Kesuksesan di Dunia Kerja
Motivasi adalah kekuatan pendorong yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian ini menyoroti pentingnya motivasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik, dalam menentukan kesiapan kerja mahasiswa. Motivasi intrinsik mencakup keinginan untuk belajar, berkembang, dan mencapai kesuksesan pribadi.
Sebaliknya, motivasi ekstrinsik datang dari dorongan luar, seperti dukungan keluarga, pengakuan sosial, atau insentif finansial. Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, baik dari dalam diri maupun dari lingkungan, lebih bersemangat untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Motivasi yang kuat memungkinkan mahasiswa menghadapi hambatan dengan optimisme. Ketika mahasiswa memiliki tujuan yang jelas, mereka lebih siap untuk menginvestasikan waktu dan energi dalam persiapan kerja.
Lingkungan eksternal juga memainkan peran penting dalam membangun motivasi. Dorongan dari keluarga, teman, dan dosen dapat menjadi energi tambahan bagi mahasiswa untuk terus maju.
Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dengan menyediakan pelatihan, seminar, dan magang yang relevan dengan dunia kerja.
Lihat juga: Literasi Digital: Kunci Mahasiswa dalam Dunia Kerja
Peran Kampus dalam Membentuk Mahasiswa Siap Kerja
Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam membentuk mahasiswa yang siap kerja. Penelitian ini menegaskan bahwa kombinasi antara kurikulum yang relevan, dukungan karier, dan akses terhadap teknologi digital dapat menciptakan mahasiswa yang lebih siap untuk bersaing di dunia kerja.
Kampus dapat menjadi ekosistem yang mendukung pengembangan efikasi diri dan motivasi mahasiswa melalui program-program praktis yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara teori akademik dan kebutuhan industri.
Salah satu cara efektif adalah melalui program magang yang memberikan pengalaman kerja langsung. Proyek berbasis industri juga membantu mahasiswa memahami bagaimana teori yang mereka pelajari diterapkan dalam konteks dunia nyata.
Selain itu, kampus dapat mengadakan pelatihan kepemimpinan, workshop pengembangan diri, dan kompetisi yang mendorong mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman mereka.
Dengan langkah-langkah ini, mahasiswa tidak hanya siap secara teknis tetapi juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk bersaing di dunia kerja.
Mereka belajar untuk menghadapi tantangan dengan strategi yang matang, menjalin hubungan profesional, dan terus mengembangkan diri mereka di tengah perubahan industri yang cepat.
Dalam persaingan global yang semakin ketat, kolaborasi antara perguruan tinggi, mahasiswa, dan industri menjadi kunci untuk menciptakan lulusan yang kompeten, percaya diri, dan siap memberikan kontribusi positif.
Dengan pendekatan yang holistik, efikasi diri dan motivasi dapat menjadi alat yang kuat untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia kerja sekaligus mendorong mereka mencapai kesuksesan di masa depan.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah